#1. Interview Perdana untuk posisi Network Engineer
Sama seperti mayoritas freshgraduate pada umumnya, saya termasuk mereka yang
ketika lulus, tidak pede dengan skill yang dimiliki. Namun sangat percaya diri
dengan hanya menjual semangat dan kalimat “ingin mempelajari hal baru”.
Jadi ini adalah pengalaman interview pertama saya untuk posisi Network
Engineer, dan kamu bisa tebak hasilnya.
Tiba di lokasi, saya langsung disambut oleh “user”, dan langsung interview
teknikal saat itu juga. Dilakukan di ruang meeting yang saya liat sekeliling
begitu banyak ip-phone cisco, ya perusahaan ini lebih banyak menghandle projek
audio video communication alias “collaboration”.
Diawali perkenalan, aktifitas kuliah, apa-apa saja yang dipelajari ketika
kuliah, dan kemudian saya digambarkan sebuah topologi jaringan, saat itu
interviewer meminta saya untuk melakukan konfigurasi routing, di atas kertas,
dengan teknik routing apapun yang saya pahami.
Begini kira-kira topologi yang beliau gambarkan.
Saya terpelongo, mati langkah, tidak tau mau nulis apa, bahkan konfigurasi
point-to-point nya pun tidak bisa saya selesaikan.
Jadi, secara singkat, interview selesai sampai disitu, saya & interviewer
pun keluar ruangan. Rasanya saya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini,
malu, serius :)
Sedikit saya ceritakan seperti apa user yang menginterview saya. Terlihat
jelas beliau adalah orang chinese, kalimatnya begitu tegas, dan tidak banyak
basa basi. Bisa kamu bayangkan gimana gemetarnya saya saat itu.
Maksud saya bukan rasis, namun saya sedikit tahu bagaimana umumnya pembawaan
mereka. Sebagai info, di Pematangsiantar, mayoritas usaha (seperti bengkel
maupun toko2 di pusat kota), dijalankan oleh mereka, yaitu koko2 atau cici2
(kami panggilnya).
… dan kami sedikit banyak bisa membedakan bagaimana jika bekerja dengan mereka
harus bisa gerak cepat dan tidak letoy, harus teliti, dan tidak banyak
alasan.
#2. Pesan Pertama: Jangan mau jadi IT Support
Tadi saya bilang kalau beliau ga ada basa basinya, namun sembari jalan menuju
pintu keluar kantor, saya diajukan pertanyaan yang kira-kira begini “kamu
emang beneran mau jadi Network Engineer?”
Lalu saya jawab, ya Pak! Tapi saya harus banyak belajar lagi.
Seperti angin segar, saya pikir saya akan dikasih kesempatan untuk belajar di
tempat ini. Namun beliau bilang kalau ada pesan yang mau disampaikan.
Pertama: kalau memang benar-benar mau jadi Network Engineer, pelajari, coba
ikuti les, coba nge-lab, masih ada kesempatan kalau mau belajar. Tapi jangan
mau jadi IT Support, karena career tracknya kurang.
Jujur, saya sendiri saat itu masih bingung yg IT Support yang gimana, System
Administrator yang gimana, Network Engineer yang gimana, jadi saya iya kan
saja pesan ini.
… kemudian saya pun bekerja sebagai IT Support sebagai pengalaman kerja
pertama saya, hehe. Akhirnya saya paham arti pesannya.
#3. Pesan Kedua: Jangan Salah Memaknai Arti Belajar
Belum selesai, beliau menyampaikan pesan yang lebih penting, yaitu jangan
salah memaknai arti sudah belajar. Karena dari semua topik yang ditanyakan
tadi saya katakan sudah pernah dipelajari di kampus.
“Kamu bilang sudah belajar cisco di kampus, ikut cisco networking academy,
sudah belajar routing, subnetting, switching, ya kan?”
Iya, betul. Namun faktanya, saya salah besar disini.
… yang dipelajari di kampus, berbeda dengan yang “kita” pelajari. Bukan
belajar namanya jika hanya diterangkan oleh dosen saja sementara kita tidak
mencoba belajar sendiri.
Apalagi dalam hal teknik IT seperti ini.
Seperti seorang anak yang diajari oleh Ayahnya mengendarai sepeda.
Bayangkan kira-kira seperti ini: sang Ayah mencontohkan atau mempraktekkan
cara bersepeda kepada si anak, lalu berkata "seperti ini cara menaiki sepeda"
Si anak lantas mengiyakan, dan selesai.
Seperti itu, apakah kita setuju bahwa si anak sudah belajar naik sepeda? Pasti
jawabnya belum. Belum dikatakan belajar hingga si anak belajar menaiki sepeda
dan bisa mengendarainya sendiri, ya kan?
Seperti itulah makna belajar.
Sekian..
Saat itu saya pulang dengan membawa pesan yang sangat berharga, yang saya
simpan sampai sekarang, semoga bermanfaat juga bagi kamu para pembaca.
Tulisan terkait:
jangan jadi IT Support, alasan nya kenapa ka...? hehe
ReplyDeleteSaya juga penasaran. Apakah jawabannya akan ada pada judul selanjutnya. 🤔
DeleteHihihi