Kerja Sambil Ngopi
fathurhoho

Kerja Sambil Ngopi

Published by:
Supaya pembaca ga kecewa. Saya kasitau ya. Tulisan ini bukan berisi tips-tips menghasilkan milyaran rupiah dengan bekerja online di rumah sambil ngopi. Bukan ya.. Ini curhatan aja.

Di Jakarta, kita bisa menemukan cafe, restoran, dan coffee shop yang bisa dijadikan tempat ‘hangout’ bersama teman-teman kerja untuk meeeting dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

Enak sih diliatnya. Di gedung perkantoran juga biasanya selalu ada tempat ngopi, starbucks contohnya. Tapi sih saya jarang ke tempat seperti itu. Pernah ngerasain kopi nya, roti nya, itu juga karena ada temen yang beliin. Ah sudahlah, jadi malu.

Mulai Ngopi Sejak Kuliah

Di awal-awal kuliah, banyak teman yang suka main ke kost. Kita biasa nongkrong dibawah jemuran kosan, tempatnya memang strategis, tersembunyi, cuma ada jalan setapak untuk orang lalu lalang.

Untuk semester 1 dan 2, saya memang hampir ga punya temen satu jurusan di kampus. Rata-rata teman saya berasal dari jurusan Perikanan dan Teknik Manajemen Perkebunan yang notabene mahasiswa nya banyak berasal dari Sumatera dan Timur.

Orang Batak Yang Ga ngerti ‘Lapo’

Tau lapo kan? Itu warung tuak (padahal ga cuma jual tuak) yang biasa ditongkrongin kaum ayah-ayah dari pagi sampe malem. Nah saya baru ‘ngeuh’ kalo namanya lapo.

Namanya Azhar, mahasiswa IKN yang berasal dari NTT. Ada juga Eko, berasal dari Jawa Timur, saya lupa asal pastinya. Ada lagi Taufik (opik), dari Banten. Nah 3 bocah ini yang malem-malem suka main ke kost waktu itu.

Mereka sering bilang gini “Buat kopi ah thur”. Jujur, saya ga pernah buat kopi, dan saya ga pernah minum kopi sebelumnya, pernah sih waktu kecil, nyicipin dikit punya Bapak.

Saya baru tau, ternyata buat kopi itu ga boleh banyak airnya, nanti rasanya luntur. Saya juga baru tau, kalau minum kopi itu ga boleh diteguk, musti di sruput, karena disitu seni nya.

Okelah, intinya.
  • Kopi itu enak, walaupun kopi nya cuma harga seribuan 1 saset. (sekarang udah naik, jadi seribu limaratus).
  • Katanya, kopi itu lambang keakraban. Paling tidak, kalau saya lagi ngopi diluar, ketemu anak muda lagi lewat, tinggal bilang “aak, ngopi ak”.
    Pasti mereka senyum, dan merasa dihargain. Itu katanya loh.
Singkatnya, tahun pertama kuliah saya move on dari susu + crackers hupseng (produk dari malaysia, ga bakalan bisa ditemukan di pulau jawa). Setelah hari itu, saya ketagihan ngopi.

No Coffee, No Idea, No Project

Walaupun kuliahnya di kampus pertanian. Tapi saya jurusan Teknik Komputer, ga ada mata kuliah budidaya tanaman, ga ada mata kuliah pembenihan ikan lele. Ga ada.

No Coffee No Project

Jadi mahasiswa Teknik Komputer di IPB ga kalah serem ama jadi mahasiswa jurusan komputer di kampus-kampus yang lain. Setiap semester selalu ada project. Dari yang namanya microcontroller, computer networking, web programming, sampe multimedia editing photo video, semua dipelajari, dan semuanya ada project.

Kopi udah jadi bagian yang wajib dari aktifitas ngoprek project waktu kuliah. Ga ada satupun project yang terlewat tanpa secangkir kopi. Sampai disini, saya udah kecanduan ngopi. Kalau ngerjain project ga ada kopi, rasanya otak jadi telat mikir, susah fokus, aneh-aneh.

Saya curiga sama kopinya.
Jangan jangan….

Kenapa Ngopi Jadi Penting?

Iya kan,, kenapa ngopi jadi penting. Semester akhir, masa-masa yang paling sibuk di perkuliahan (kata orang). Padahal engga, cuma dilebih-lebihkan aja itu. Mahasiswa akhir itu punya banyak waktu. Kan ga ada jadwal kuliah lagi.

Saya sendiri (ada juga yang lain), produktifitas nya malah meningkat waktu jadi mahasiswa akhir.
Konsumsi kopi nya juga makin meningkat. Masa-masa tingkat akhir benar-benar ngerubah pola hidup saya jadi mahasiswa.

Ga ada jam kuliah, ga ada tugas aneh-aneh. Cuma harus fokus ke penelitian aja. Dan semuanya dilakukan di depan komputer, sambil ngopi, di kosan. Hmmm, bebas. Selamat tinggal peraturan “Dilarang Makan/Minum di Dalam Ruangan”.

Kopi Sudah Menjadi Bagian Yang Dipertimbangkan di Perkantoran

Menurut studi yang dimuat di Journal of Applied Psychology,  “penurunan kualitas kerja karyawan dapat disebabkan karena kurang tidur. Hal ini menyebabkan lemahnya kontrol emosi para karyawan terhadap pekerjaan dan interaksi sosial dengan rekan kerja.”

Entah karena ini atau bukan.. hampir setiap kantor sekarang menyediakan fasilitas ‘kafein’ untuk para karyawannya.

Saya yang waktu itu PKL di Data Center Taman Buah Mekarsari berani ‘lancang’ buat kopi di kantor.
Kopi nya ga ada sih, saya beli sendiri. Lumayan kan ada dispenser + gelas gelas nanggur. Eh saya ditegur. “Ngopi kok sendirian”.  Lupa siapa yang ngomong.

No Coffee No Idea

Alhasil, kita ngopi rame-rame. Bahkan manager nya saat itu malah ngebawain pemanas air dari rumah, karena air dari dispenser masih kurang panas.
Ternyata bener, kopi itu lambang keakraban.

Di kantor tempat saya bekerja, disediakan 1 buah mesin pengekstrak kopi setiap lantai, sebut sajalah “coffee maker”. Para karyawan bisa menikmati kopi setiap bekerja. Tapi kopi ekspresso terlalu keras buat saya, efeknya kadang sampe malam, berujung insomnia.

Sekarang, di kantor udah ada juice day -_-
Untuk mendukung kesehatan karyawan.

Juice Day Tokopedia
Sumber: Linkedin Tokopedia

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak