Peluang Kerja di Startup Bagi Freshgraduate
fathurhoho

Peluang Kerja di Startup Bagi Freshgraduate

Published by:
kenapa harus bekerja di startupBerawal dari diskusi saya dengan salah satu teman mengenai memilih pekerjaan, "lebih enak bekerja di startup, perusahan yang masih merintis, atau bekerja di corporate, perusahaan yang sudah mapan?" Diskusi tersebut masih berlanjut sampai sekarang.  Ketika lulus kuliah, beberapa teman menawarkan agar saya mengirimkan lamaran di perusahaan-perusahaan yang dia kenal.

Kebanyakan dari startup tersebut masih berskala nasional, dimana foundernya sendiri masih tergolong muda, beberapa dari mereka adalah lulusan universitas luar negeri, bahkan ada juga dari universitas di Indonesia yang bahkan nama kampusnya sendiri pun saya tidak pernah dengar sebelumnya.

Kedekatan informasi ini saya peroleh karena memang proses pelamaran saat itu tidak seperti biasa ketika melamar via jobstreet atau situs lowongan kerja lainnya. Semua hanya bermula dari offering message di inbox Linkedin dan berlanjut melalui email.

Bekerja di startup maupun di corporate, tidak ada yang salah. Tanpa mengerucutkan pilihan bekerja di perusahaan multi nasional atau corporate, menurut saya startup adalah pilihan tepat, apalagi  kamu yang baru lulus kuliah alias fresh graduate.

Tidak Sekedar Batu Loncatan

Bukan rahasia umum dan tidak perlu ditutup-tutupi, fresh graduate seringkali menjadikan kantor pertamanya sebagai batu loncatan. Berikut ini peta perusahaan-perusahaan startup yang ada di Indonesia, tepatnya di kitaran Slipi, Jakarta Barat.

Peta Perusahaan-Perusahaan Startup di Slipicon Valley Indonesia
Perusahaan-Perusahaan Startup di Slipicon Valley Indonesia
Slipicon valley, sebuah sebutan yang diplesetkan dari Silicon Valley. Sebuah tempat di San Fransisco Bay Area, California Amerika serikat yang dipenuhi perusahaan-perusahaan di bidang komputer dan semikonduktor seperti Google dan Intel.

Sebut saja salah satu perusahaan diatas seperti halnya Traveloka yang baru launching 2012 kemarin sekarang berkembang pesat. Mereka para perintis awal tidak lagi pusing untuk "meloncat". Sekalipun mereka "terlompat", pasti akan sampai di gedung yang lebih tinggi.

Toh recordnya sudah terukir jelas. Kesempatan serupa akan sangat mungkin didapatkan jika kamu memilih bekerja di startup.

Pengalaman Kerja

Bekerja di startup akan memberikan pengalaman kerja yang lebih berwarna. Biasanya startup tidak memiliki jobdesc yang baku untuk para karyawannya. Akan banyak sekali hal-hal yang bisa dikerjakan di perusahaan startup, dan tidak ada habisnya.

Hal ini bermanfaat sekali untuk fresh graduate yang notabene minim pengalaman, "haus project". Kesempatan seperti ini biasanya tidak ditemukan di perusahaan corporate, karena mereka sudah menetapkan jobdesc yang pasti, sulit untuk diganggu gugat.

Pengalaman kerja tidak hanya dilirik dari perusahaan tempat kita bekerja sebelumnya, namun hasil-hasil apa yang sudah pernah kita ciptakan di perusahaan sebelumnya.

Selain itu, waktu yang diterapkan juga cenderung fleksibel. Bahkan beberapa startup membolehkan karyawannya untuk bekerja secara remote. Mereka tidak menilai jam kerja karyawannya, yang penting tugasnya selesai, maka hak karyawan untuk melakukan hal lain.

Transparansi Sistem

Sesuai namanya, perusahaan yang masih merintis, terdiri dari team-team kecil yang terus berusaha membangun perusahaannya. Karyawan di perusahan startup akan mengerti benar bagaimana perusahaan itu bergerak, apa yang sedang dihadapi dan apa targetnya waktu demi waktu.

Seperti kata Ryan Gondokusumo, CEO Sribu dan Sribulancer "sebelum menjadi entrepreneur, sebaiknya bekerja dahulu selama 2 atau 3 tahun, untuk belajar bagaimana caranya memimpin".

Kamu yang memiliki jiwa entrepeneur, impian menjadi entrepeneur itu tidak akan lenyap justru akan lebih terbantu jika sebelumnya bekerja di startup. 

Ada beberapa teman saya yang memutuskan untuk berhenti bekerja dari startup, bukan untuk melanjut kerja di corporate, tapi karena "ingin membuat startup".
Ketemu pointnya?

Taking Ownership

Setiap perusahaan menginginkan karyawannya memiliki rasa kepemilikan terhadap perusahaan itu sendiri. Hal ini akan lebih didapatkan jika bekerja di startup. Para karyawan biasanya dibagi menjadi team-team kecil yang fokus akan project sendiri, dan project tersebut berangkat dari ide-ide mereka.

Kultur yang paling menonjol dari perusahaan startup adalah budaya argumentasi, hal ini cocok sekali untuk kamu yang tidak bisa diam dan difikirannya terlintas banyak sekali ide-ide.
Ide-ide ini akan sulit disampaikan jika bekerja di perusahaan corporate yang biasanya memiliki sistem birokrasi yang rumit.

No Magabut (Makan Gaji Buta)

Perusahaan besar biasanya menggaji karyawannya dengan nominal yang relatif tinggi plus juga tunjangan-tunjangan beserta bonusnya. Tapi... biasanya ini ditentukan oleh posisi, dan lamanya bekerja. Juga, ijazah. Sebaliknya, perusahaan startup tidak semena-mena memberikan gaji tinggi terhadap karyawannya.

Bekerja di perusahaan startup akan mengajarkan kita betapa usaha sangat berbanding lurus dengan hasil. Mereka tidak melihat karyawan dari ijazah, lama bekerja, dst. Jika karyawan mampu menciptakan hasil yang baik, gaji dan tunjangan akan mengikuti.  Biasanya, periode kenaikan gaji cenderung lebih cepat.

Bahkan ada beberapa startup yang menerapkan 3 bulan sekali, menantang bukan? Sudah diberikan kebebasan bekerja, menyampaikan ide, tunjangan juga sesuai. Belum lagi ketika karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan jatah saham oleh Foundernya.

Fresh graduate yang baru memulai dunia kerja sangat butuh sekali pengalaman kerja, sayang sekali jika awal-awal bekerja harus direpotkan dengan pekerjaan rutinitas tanpa kesempatan mengembangkan skill dan kemampuan diri.

Nah itulah beberapa alasan kenapa perusahaan sangat cocok terutama bagi para freshgraduate.

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak