7 Kesalahan Fresh Graduate Dalam Melamar Pekerjaan
fathurhoho

7 Kesalahan Fresh Graduate Dalam Melamar Pekerjaan

Published by:
kesalahan saat melamar kerjaMencari pekerjaan memang mudah, itu bagi mereka yang sudah proffesional, memiliki skill dan relasi dimana-mana. Berbeda hal nya dengan para fresh graduate, seringkali mereka merasa kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Sudah mengirimkan lamaran kemari, hari demi hari, minggu berlalu dan bahkan berbulan-bulan, panggilan dari perusahaan tidak kunjung tiba.
“Padahal saya sudah melamar hampir di seluruh perusahaan, kenapa tak kunjung ada panggilan?”
“CV dan Surat Lamaran sudah saya buat sebaik mungkin, hmmm”
“Rasanya interview saya kemarin berjalan lancar, dan HRD suka dengan saya, kenapa sampai hari ini tidak ada kabar?”
Daripada terus menerus bersedih dan meratap diri, sebaiknya kamu mencari penyebab kenapa lamaran kamu selalu tertolak. Bisa jadi beberapa penyebabnya adalah 7 kesalahan dibawah ini:

1. Satu (CV+Surat Lamaran) untuk Semua Lamaran

Kesalahan pertama yang sering dilakukan para freshgraduate dalam melamar pekerjaan adalah membuat 1 CV untuk seluruh lamaran. “Teknik broadcast” ini juga sempat saya lakukan, bahkan teman-teman seangkatan saya rata-rata menggunakan teknik ini. Apalagi untuk mendapatkan info lowongan kerja saat ini sangat mudah, tinggal buka jobstreet, jobsdb, bursakerjadepnaker, maka hadirlah berjuta perusahaan yang sedang butuh tenaga kerja.

Kesalahan Dalam Melamar Pekerjaan Fresh Graduate


Begitu juga ketika mengikuti job fair, kami mencari tau perusahaan dan lowongan kerja apa saja yang ikut job fair, beberapa hari sebelumnya kami membuat “copy” dari CV dan Surat Lamaran dengan mengosongkan nama perusahaan dan posisi yang akan dilamar.

Dengan membroadcast CV, kamu berpikir pasti peluang dipanggil interview akan lebih besar. Ternyata itu salah! Berikut analoginya: 
Analogi 1
“Ketika SMA, teman saya (namanya Rendy) sedang jatuh hati dengan dengan seorang gadis (sebut saja namanya Nisrina). Rendy mulai mencari tau tentang Nisrina, stalking sana sini, mencari tau kebiasaan nisrina, alamat facebooknya, hal-hal yang disukai dan tidak disukai Nisrina. Rendy sampai tau bunga kesukaan Nisrina, siapa penyanyi favorite Nisrina, dan buku-buku yang sering dibaca Nisrina.

Kemudian mulailah Rendy mengajak Nisrina mengobrol, mulai dari diskusi ringan, sampai dengan obrolan tentang cita-cita masa depan, mereka mulai sering jalan bersama.

Ketika saat yang tepat, akhirnya Rendy mengutarakan isi hatinya melalui surat cinta kepada Nisrina”

Sudah ditebak, akhirnya Nisrina pun menerima Rendy.

Analogi 2
“Saya yang saat itu sekelas dengan Rendy dan Nisrina, juga sedang berusaha memiliki kekasih. Tapi saya menggunakan cara yang berbeda. Saya membuat surat cinta, kemudian surat cinta ini saya fotokopi rangkap 30 dan saya masukkan kedalam 30 amplop. 

Setiap amplop saya tulis dengan nama 30 gadis di sekolah saya. Kemudian surat ini saya kirim kerumah mereka masing-masing, berharap barangkali diantara mereka ada yang mau menerima surat cinta saya..”

Diatac contoh yang menurut saya tepat untuk menggambarkan cara orang-orang dalam melamar kerja, ada yang ngirim surat lamaran ke semua perusahaan, ada yang ke perusahaan favoritnya saja.

Baca Juga: Cara Membuat CV Untuk Melamar Pekerjaan

2. Surat Lamaran Copy Paste

Berdasarkan hasil diskusi saya dengan beberapa HR di perusahaan, mereka mengatakan “sangat bosan dengan surat lamaran yang biasa-biasa saja, tidak ada bedanya dengan surat lamaran pada umumnya”. Seringkali para freshgraduate mencari template surat lamaran.

Alhasil, surat lamaran nya mirip-mirip dengan surat lamaran di internet, sangat biasa-biasa saja dan tidak menunjukkan perbedaannya dengan kandidat yang lain. Untuk Point ke 2 ini, silahkan baca penjelasan saya di : Cara Membuat Surat Lamaran Kerja

3. Memaksa Perusahaan Untuk Menerima Apa Adanya

Masih berkaitan dengan point 1. Banyak sekali freshgraduate yang lulus hanya dengan sekedar lulus, tidak memiliki kemampuan yang spesifik. Akhirnya mereka kebingungan ingin kerja dimana dan mau kerja apa, alhasil mereka berpikiran “yang penting kerja”.

Perusahaan manapun tidak ada yang mau memperkerjakan seseorang dengan kemampuan yang apa adanya. Misalnya, jika kamu sudah pernah dipanggil interview beberapa kali, ternyata kamu kurang memenuhi kualifikasi yang mereka inginkan.

Baca Juga: 10 Tips Wawancara Kerja

Itu artinya,  cobalah untuk kembali mengasah skill-mu, bukannya malah terus mencoba agar ada perusahaan yang mau menerimamu. Tidak ada salahnya kamu meluangkan beberapa bulan untuk les/training terkait dengan kemampuan kamu tersebut, sehingga, pelan tapi pasti, kedepannya kamu sangat berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan yang tepat.

4. Subject Email Tidak Jelas

Ini adalah kesalahan fatal. Sekali saja mengirimkan lamaran melalui email dengan subject yang salah atau bahkan lupa menulis subject, biasanya HR tidak segan-segan akan mengabaikan lamaran tersebut.

Karena banyak sekali para pencari kerja yang melakukan kesalahan ini. Saya pernah diminta untuk mengkonfigurasi mailbox HR di suatu perusahaan, mereka meminta agar dibuatkan filter khusus email lamaran kerja, berdasarkan subject. So, kalau subject email lamaran kerja kamu tidak jelas, tidak akan terfilter ke folder mereka, bahkan bisa jadi masuk folder spam.

Tulislah subject pada email lamaran dengan : Lamaran Pekerjaan – Posisi Yang Dilamar
Contoh: Lamaran Pekerjaan – Data Administrator

Atau beberapa perusahaan meminta untuk menyantumkan <kode> pada subject email lamaran.
Contoh: Job Application – Data Administrator JKT

Silahkan dibuat sesuai permintaan perusahaan.

5. Ukuran File Lamaran Terlalu Besar

Ingat, jumlah pencari kerja itu sangat banyak. Email HRD disuatu perusahaan bisa menerima puluhan bahkan ratusan email lamaran setiap harinya. Saya juga pernah mengkonfigurasi limitasi mailbox HRD. Biasanya mereka meminta ukuran maksimal “1 MB” .

Walaupun ada email HR yang tidak memakai filter, tapi ukuran file yang besar membuat orang susah membukanya. Apalagi jika file lamaranmu sampai puluhan MB, hmmm, males bukanya, serius. Solusinya:
  • Compress file sebelum mengirimkannya. Kamu bisa menggunakan situs compressor di internet.
  • Gunakan format (.pdf), karena format ini gampang di print out. Hal ini membantu HR jika dia ingin mem-forward berkas kamu ke team yang lain.
  • Gausah menyantumkan lampiran yang tidak penting, seperti 30 sertifikat training kepemimpinan, 15 sertifikat seminar MLM, gausah. Kalau kamu punya skill dari training tersebut, cantumkan di CV saja, bawa nanti ketika sudah dipanggil interview.
  • Jika lampiran terlalu banyak, lebih baik disatukan menjadi file arsip seperti .zip atau .rar

6. Nama Lampiran File Tidak Sesuai

Nama lampiran di berkas lamaran kerja juga tidak kalah penting. Tidak ada aturan untuk penamaan file ini. Yang penting seragam, tujuannya agar berkas lamaran tersebut gampang dishortir dan ditemukan sewaktu-waktu.
Bisa gunakan format: Nama Kamu – Nama File
Contoh: Fathur Rizki – CCNA Certificate

Baca juga: Alasan Bekerja di Startup Bagi Fresh Graduate

7. Tidak Memeriksa Kembali berkas Lamaran

Entah apa penyebabnya, saya sendiri sering “teledor” ketika melamar pekerjaan. Tidak memeriksa kembali kelengkapan surat lamaran, akibatnya ada nama lampiran yang tidak sesuai, atau bahkan saya lupa melampirkan file yang penting, seperti CV.

Jika kamu melakukan kesalahan tersebut, besar kemungkinan akan diabaikan lagi oleh HR. Walaupun kamu mencoba mengirimkan file lamaran kamu lagi, mereka sudah terlanjur mengira kamu kurang serius dalam melamar pekerjaan.

Kesimpulan

7 Kesalahan para freshgraduate dalam melamar pekerjaan ini saya tulis berdasarkan hasil diskusi saya dengan beberapa HR pengalaman saya sendiri. Dengan membaca penjelasan diatas, sebenarnya tidak sulit untuk segera mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan.

Baca Juga: Tips Agar Cepat Mendapatkan Pekerjaan Yang Diinginkan

Jangan terburu-buru untuk segera mendapatkan pekerjaan, karena yang terpenting adalah dapat memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan minat dan keahlian. Selalu teliti dalam mengirimkan berkas lamaran, dan jangan lupa berdo’a.

2 comments:

Berkomentarlah dengan bijak