Dulunya Suka Mencontek, Sekarang Sukses
fathurhoho

Dulunya Suka Mencontek, Sekarang Sukses

Published by:
kebiasaan mencontekHari ini menjadi hari yang sangat istimewa untuk Togar. Laki-laki yang kini sudah menjadi Pegawai Negeri ini sangat bersemangat untuk mempersiapkan segalanya. Pakaian dinas PNS nya sudah “digosok” rapi dan mengkilap, maka berangkatlah Togar dengan mengendarai “kereta” ninja-nya (yang baru di “doorsmeer”) menuju ke sekolahnya dulu.

Sesampainya di sekolah:
“cantik kali sekolah ini kutengok sekarang bah, semua lantai udah dikeramik, meja-meja nya pun udah mewah, papan tulis udah pake whiteboard semua.. beda kali macam sekolah awak dulu, mencarik kapur pun payah”

Dari kejauhan..
Togar melihat ada seorang pemuda berambut kriting, berbadan gelap dan jangkung dengan kaos dan celana jeans yang juga baru tiba saat itu. Karena dirasa familiar, togar pun tak enggan menyapa dengan logat 'batak' handalannya.
Togar: (macam kukenal si kawan ini bah, kalok kutengok dari gaya-gayanya, macam si Ucok kawan awak dulu lah ini. ah si Ucok lah ini betul)
Togar:Woy cok, aih yang ngerih lah kau bah, ga tertengokmu dari tadi aku disini
Ucok: “Loh, kaunya itu lek, tekejut aku kobikin, ga berubah suara kau ya. Kalo kutengok-tengok mantap kali baju dinas kita itu ya. Cemana kabar
Togar:Hahaha, ya kekginilah, sehat. Ga terasa jugak ya udah makin keren aja kau sekarang cok. Apa cerita?”
Ucok: “Ganteng kotengok aku sekarang? Beginilah togar, tiap ari lah awak begini”
Togar: Gajelas si kawan ini bah, begini cemana? Apa korjaan kita sekarang?”
Ucok: “Dikitlah togar, tak jolas kerjaannya. Cuman mantau-mantau keadaan aja awak”
Togar: Bah cemana pulak itu korja cuman mantau-mantau aja. Masik sukak ko mencontek? hahaha, mencontek itu kan mantau-mantau aja kerjanya?”
Dulunya Suka Mencontek, Sekarang Sukses
Ucok dan Togar adalah sahabat akrab yang dulunya bersekolah di salah satu SMA Negeri di Pematangsiantar. Selang 9 tahun kemudian, keduanya bertemu kembali di sekolah untuk menghadiri reuni angkatan mereka.

Setelah berbincang-bincang lama, Togar terkejut melihat Ucok yang sekarang sudah jauh berubah. Dulunya Ucok adalah anak yang dikenal malas belajar dan suka mencontek. Berbeda dengan Togar, selalu juara umum dan aktif di organisasi sekolah sehingga dikenal hampir seluruh siswa/i.

Sekarang Ucok sudah menjadi seorang pengusaha, dia memiliki beberapa Perusahaan Tekstil terbesar di Indonesia dan sudah mengekspor hasilnya ke luar negeri. Kok bisa??

Ternyata, Kebiasaan Mencontek Tidak Selamanya Buruk

Ucok dulunya memang tangguh dan cekatan dalam urusan contek-mencontek. Haram hukumnya bagi Ucok untuk melewati ujian tanpa mencotek. Tidak hanya ketika ujian, bahkan urusan-urusan kecil sekalipun dicontek oleh Ucok, seperti cara berbicara, cara berjalan, dan cara berpakaian. Sampai-sampai dia berfikir setiap orang cerdas dan pintar di bumi ini ditakdirkan hidup hanya untuk dicontek.

Baiklah, ilustrasi diatas hanyalah karangan dan khayalan belaka, Ucok dan Togar diatas adalah makhluk virtual yang melintas dalam fikiran saya.

Sebenarnya kali ini saya ingin membahas cerita dibalik kesuksesan negara China. Saya yakin kalian juga sudah tau, China adalah negara yang saat ini perkembangannya patut diperhitungkan, terutama dalam bidang teknologi. Salah satu cara yang diterapkan oleh negara ini adalah “mencontek”, sudah lupa? Mari kita kilas balik secara bersama-sama.

Nokia Adalah “Korban Contekan” Pertama

Di tahun ‘90 sekian sampai 2ribu sekian, Nokia menjadi pemimpin komunikasi global yang sangat terkenal. Hampir dimana-mana orang menggunakan ponsel bermerk Nokia. Sampai pada zamannya Nokia Serie N yang nge-trend di tahun 2009 an, mulai lah China membuat produk yang hampir mirip-mirip. Sembari Nokia terus mengupdate produk-produk mereka, disitu juga China tidak hentinya membuat kloningan dari produk tersebut.

Kalau diliat dari tampilannya, hp tiruan China saat itu memang mirip sekali dengan Nokia, kasat mata. Yah walaupun saat itu kualitasnya masih berasa beda, seperti gambarnya lebih keliatan kasar, tombolnya keras, atau kalau yang touchscreen, lelet.

Masih ingat merek-merek hp china yang mirip dengan Nokia?

Zamannya Blackberry

Blackberry loh ingat kan? Itu yang buahnya mirip kayak blueberry, tapi warnanya item. Di tahun 2012, hape ini sedang dipuja-puja. Bagaimana tidak, harganya selangit. Namun, dengan memiliki hp bb saat itu, bisa meninggikan harga diri kita beberapa derajat dibanding yang lain.

Fix lah kalau masa-masa SMA saya melihat teman saya menggunakan hp bb, itu pasti anaq orang qayah. Tapi tak lama kemudian, handphone china hadir dengan tawaran cemerlang. “Ingin Gengsi mirip Blackberry, Yuk Kita Orang Punya Solusi”

Masih ingat dengan hape Nexian? Nah inilah salah satu hasil “contekan” hp China saat itu. Kalau tidak salah, BB yang saat itu mematok harga 2 sampai 4 jutaan. Kita bisa memiliki hp yang serupa, contohnya saja Nexian GX900, harganya cuma 1 juta. Beda jauhh men.

Maka saat itulah hp China sangat membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki hp dengan fitur ‘mayan dengan harga yang terjangkau. Yah walaupun lagi-lagi cuma mirip saja, kalau kualitas memang masih kurang, namanya juga tiruan.

Dulu pernah foto selfie pake camera hp  nexian “yang 12 Megapixel” ga? Masih disimpen fotonya?Liat dongs! Oh iya, ini patut diingat. Handphone nexian saat itu sangat berperan dalam pembentukan populasi alay se-Indonesia

Terpenting Itu Bukan Menjadi yang Pertama, Tapi yang Terbaik

Singkat saja yah, terlalu banyak memang sepak terjang negara China dengan perjuangan “mencontek”-nya, akhirnya hari ini dia mampu menjadi negara yang sangat berkembang. Yang terpenting itu bukan menjadi yang pertama, tapi yang terbaik! Seperti yang pernah dibahas di techinasia, ungkapan ini berlaku di semua pasar teknologi, tentunya paling berlaku di China.

Dilihat dari segi kuantitas, sudah menang. Buktinya sekarang mayoritas ponsel di produksi di China. Kalau dari segi kualitas,  kayaknya sudah menang juga. Kayaknya yah. Saya sedang menulis ini menggunakan laptop Lenovo, lagi chatting-chattingan alay pake hp xiaomi, modem saya merk Huawei dan ZTE. Semua benda-benda itu buatan China dan kualitasnya saya akui, bagus.

Banyak lagi yang lain. Contohnya meizu, oneplus, oppo smartphone, ahh banyak lah. Dan yang terpenting hari ini, kita tidak lagi “dituduh alay” kalau menggunakan produk buatan China. Menurut saya ini hebat sekali, ini masalah harga diri men.

Pencontek Bukan Berarti Tidak Mandiri

Hmm, ini menarik. Orang sering berpikir si “pencontek” akan selalu hidup bergantung dengan orang lain, no no no. Itu hanya langkah awal saja dan si pencontek yang cerdas ini hanya menjadikan “korbannya” sebagai bahan belajar saja. Buktinya sekarang, China sudah bisa mandiri, salah satunya dalam hal berjejaring sosial.

Kalian tau? Sudah berapa banyak media sosial yang diblokir oleh negara China? Apajadinya ya kalau Facebook di blokir di Indonesia, atau twitter deh, atau blog deh. Tebayang gak? Kalau di China, beberapa udah di blokir. Ga masalah buat mereka,

Karena mereka sudah punya Qzone, fungsinya untuk menulis blog, kayak blogger gitu. Jejaring sosial dengan pengguna nomor 2 di dunia! Dan penggunanya terbesar adalah masyarakat China itu sendiri. Ada juga Weibo, micro blog, yahh mirip Tumblr yang sekarang lagi ngeksis. Ada lagi, sina weibo, yang ini bisa dibilang twitternya negara China, banyak lagi yang lain

Alibaba, sebuah perusahaan e-commerce terbesar di dunia, dibuat oleh Jack Ma, berasal dari China. Nah, kira-kira seperti itulah kenapa ada orang yang “dulunya suka mencontek, sekarang sukses”. Akhir kata.. Masih ingat dengan Togar dan Ucok?

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak